Jalan Penyintas



 Lentera sore berkedip
Sayap malaikat mendekap
Di pucuk-pucuk ilalang
Air mata menjelma suaka
Jantungku berdegup, napas-Mu kuhirup

Aku hidup.

-Laksmi
29 Oktober 2020


Sepungkas Sandiwara

 Hitam pena itu lumpuh
Di atas secarik kertas yang buta

Rima-rima tak berbunyi
Di tepian huruf-huruf yang bisu

Ruang imaji terasa hambar
Ditelan aroma dedaunan musim gugur

Kau suguhkan aku sepungkas sandiwara
Puisi tanpa panca indra


--Laksmi
20 Agustus 2020

Pesan di Akhir Pekan



Di penghujung pekan
Kau kirimkan pesan
Kubaca penuh rasa tak karuan
Engkau idaman yang kini jadi mantan
.
Selamat jalan

Laksmi 18 Agustus 2020
 

,

Retorika Mawar Merah



Darimana datangnya angin
Yang menerbangkannya
Tersungkur di antara labirin awan-awan
Yang disangka biru nyatanya kelabu
Yang derai hujannya mengasah tajam
Duri yang mencabik mahkotanya sendiri


Laksmi-26 Jul 2020

Suara Puan

Sepenggal jejak kelana puan
Jiwa dan raga berpaut tak kenal takut
Merengkuh asa dalam lika-liku romansa

Teruntuk puan, tuan bersuara
Mulanya berbisik lambat laun menampik
Berlagak cerdik nyatanya picik

Ini ruang batin bukan tempat bermain
Teruntuk tuan, puan bersuara
Didengar sekala, diamini niskala


[Laksmi - 30 Mei 2020]

Dua Belas Purnama

Telusur cahaya berpijar samar
Mengintai goresan aksara narasi lama
Sekejap lenyap menyisakan tanya
Selebihnya endapan mimpi-mimpi belaka

Di pelupuk matamu
Ingin kutafsirkan seribu prasangka
Sembari menyulam helaian benang merah kedamaian
Sebelum habis dua belas purnama


[Laksmi - 15 Maret 2020]

Jeda

 Semua ingin sempurna
Sedang tangan dan kaki cuma dua
Tak ada banyak pilihan
Bertahan meski diterpa ujian
Sebab kewajiban mesti diemban


Setiap jiwa butuh jeda
Bersilih canda kala jenuh melanda
Berbenah emosi tanpa penuh basa-basi
Menggali relung tempat bernaung
Demi hidup tidak terkatung-katung

-Laksmi
16 Februari 2020

Powered by Blogger.